Dikawasan klenteng ada tiga bangunan. Pada bangunan utama ada tiga altar, bangunan sebelahnya tempat meletakkan altar Dewi Kwan Im. Dua bangunan itu berdampingan. Warna dan arsistekturnya berciri Tiongkok. Berbeda dengan bangunan satunya yang terletak di bagian belakang. Warnya kuning. 42.1 Persyaratan Dasar Penempatan Altar Buddha. Menurut ajaran agama Buddha persyaratan dasar dalam penempatan altarBuddha adalah sebagai berikut. 1 Tidak boleh dekat dengan toilet pintu toilet yang ada di rumah harus selalu ditutup. 2 Tidak boleh berhadapan dengan dapur. Universitas Sumatera Utara 3 Tidak boleh diletakkan di atas televisi, di AltarDewi Kwan Im saya jumpai di Kelenteng Pan Kho Bio Pulo Geulis. Jauh sebelum agama Buddha masuk ke daratan Tiongkok, orang Tionghoa sudah mengenal Pek Ie Tai Su, atau Dewi Welas Asih baju putih. Ketika agama Buddha masuk, Kwan Im diakomodasi sebagai penjelmaan Buddha Avalokitesvara yang turun ke bumi untuk menolong manusia dari KamiTempat Jual Meja Altar Sembahyang Dewa dan Leluhur Harga Murah Kualitas Mewah Dari Kayu Jati Memiliki Ukuran Fengshui Yang Baik, WA 085226098533. Menu. Home; About Us; Altar Dewi Kwan Im di rumah. Rp (Hubungi CS) Order Now. Order Sekarang » Telp / WA / SMS / Email : 085226098533 ketik : Kode - Nama barang - Nama dan alamat pengiriman Adatkepercayaan warga Tionghoa mempercayai bahwa pada tanggal 15 bulan 7 tahun imlek (Chit Ngiat Pan), pintu akherat terbuka lebar dimana arwah-arwah yang berada di dalamnya keluar dan bergentayangan. Arwah-arwah tersebut turun ke dunia dengan keadaan terlantar dan tidak terawat, sehingga para manusia akan menyiapkan ritual khusus untuk Penghormatankepada Dewa Dewi ini merupakan wujud penghormatan serta harapan agar bisa mengikuti teladan-teladannya. Salah satu arca yang terdapat di sini adalah arca Ceng Ho. Meski banyak Dewa Dewi yang dipuja, tapi pihak sekretariat menyebutkan bahwa tuan rumah dari Klenteng Tay Kak Sie merupakan Dewi Welas Asih atau populer disebut Dewi Kwan . – Di Kelenteng Tien Kok Sie terdapat altar dewa dewi atau para suci. Pada hari-hari biasa hingga jelang perayaan Imlek, warga Tionghoa banyak berdoa di depan altar-altar dewa. Pantauan Jawa Pos Radar Solo, di bagian dalam rumah ibadah Tri Dharma Taoisme, Konghucu, dan Buddha ini terdapat 15 altar. Altar pertama merupakan tempat berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa. “Ketika mendirikan tempat ibadah dimana pun, paling pertama atau di bagian depan bangunan utama ada altar untuk Tuhan Yang Maha Esa,” jelas Ketua Yayasan Kelenteng Tien Kok Sie Sumantri Dana Waluya akhir pekan kemarin. Masuk lebih dalam Kelenteng Tien Kok Sie, pada bagian tengah terdapat altar Dewi Kwan She Im Phosat atau Dewi Kwan Im. Dewi ini merupakan sosok tuan rumah, atau dewi utama kelenteng. Sumantri tidak mengetahui secara pasti sejarah Dewi Kwan Im menjadi “tuan rumah” di kelenteng kawasan Pasar Gede, Kota Solo ini. “Yang menentukan adalah pendiri kelenteng ini. Namun yang jelas, Dewi Kwan Im merupakan sosok lemah lembut, welas asih. Tidak pernah marah kepada siapa pun yang menyakitinya, sehingga mungkin harapannya agar umat bisa meneladani sosok Dewi Kwan Im,” bebernya. Di lokasi yang sama terdapat altar bagi mereka yang akan berdoa kepada Guanyin Bodisattva. Kemudian di altar nomor empat ada Thian Siang Sing Bo atau Tian Shang Sheng Mu bunda suci dari langit. Thian Siang Sing Bo juga dikenal dengan sebutan Ma Zu atau Mak Co. Adalah dewi laut, penolong para pelaut, serta pelindung di wilayah Selatan dan para imigran di Asia Tenggara. “Sebagian besar masyarakat Tionghoa menyebar lewat jalur laut. Sebelum bepergian mengarungi lautan, mereka berdoa di depan altar ini agar mendapat perlindungan,” terang Suamtri. Berikutnya altar Kong Tek Cun Ong yang merupakan dewa leluhur suku Min selatan, khususnya daerah Nan An. Sangat populer di kalangan penduduk Fujian selatan maupun perantauan dari Fujian. Ada juga altar Pauw Sing Tay Tee yang semasa hidupnya dikenal sebagai tabib sakti penolong rakyat jelata. Lahir di zaman pemerintahan Kaisar Song Dai Zong, Dinasti Song pada 979 M. Kemudian ada altar Hok Tik Cing Sien atau dewa bumi. Dewa ini dipuja oleh semua orang. Terutama pedagang dan petani agar mendapatkan rezeki yang berlimpah. “Harus berbuat kebaikan dahulu sebelum berdoa di sini,” terangnya. Di bagian belakang kelenteng terlihat sejumlah altar para suci Tri Dharma, yaitu Nabi Kong Hu Cu untuk agama Konghucu, kemudian She Cia Mo Ni Hud untuk agama Buddha, serta Thay Sang Lo Kun bagi kepercayaan Taoisme. Altar lainnya adalah untuk Dewa Kwan Sing Tee Kun atau dewa keadilan. Altar dewa ini juga ada di gedung-gedung pengadilan. Bagi para pemeluk agama Konghucu, sebelum memberi kesaksian di depan hakim, mereka akan di sumpah di depan altar Dewa Kwan Sing Tee Kun. Di Kelenteng Tien Kok Sie, altar Kwan Sing Tee Kun diapit altar Co Su Kong dan altar Fuk Lu Sho atau dewa keberuntungan. Yang terakhir, ada altar Cao Kun Kong atau dewa dapur. Bertugas mencatat amal kebaikan dan keburukan umat manusia. Lebih jauh dijelaskan Sumantri, altar-altar di Kelenteng Tien Kok Sie dibuat agar para penganutnya bisa berimajinasi bagaimana sosok dewa yang dipuja. “Kalau altar usang, ya tinggal diganti. Tapi memang ada ritual tertentu saat membersihkan. Seperti sebelum Imlek. Semua patung dewa dibersihkan dengan ritual,” ungkap dia. Apakah umat Tri Dharma memiliki altar di rumahnya? Sumantri mengatakan, ada yang punya dan ada yang tidak. Altar dewa di rumah bebas dipilih oleh pemilik rumah. “Misalnya di sini Kelenteng Tien Kok Sie yang utama Dewi Kwan Im, di rumah boleh pakai altar dewa lain. Tergantung kemantapan hati pemilik rumah,” tuturnya. atn/wa/dam – Di Kelenteng Tien Kok Sie terdapat altar dewa dewi atau para suci. Pada hari-hari biasa hingga jelang perayaan Imlek, warga Tionghoa banyak berdoa di depan altar-altar dewa. Pantauan Jawa Pos Radar Solo, di bagian dalam rumah ibadah Tri Dharma Taoisme, Konghucu, dan Buddha ini terdapat 15 altar. Altar pertama merupakan tempat berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa. “Ketika mendirikan tempat ibadah dimana pun, paling pertama atau di bagian depan bangunan utama ada altar untuk Tuhan Yang Maha Esa,” jelas Ketua Yayasan Kelenteng Tien Kok Sie Sumantri Dana Waluya akhir pekan kemarin. Masuk lebih dalam Kelenteng Tien Kok Sie, pada bagian tengah terdapat altar Dewi Kwan She Im Phosat atau Dewi Kwan Im. Dewi ini merupakan sosok tuan rumah, atau dewi utama kelenteng. Sumantri tidak mengetahui secara pasti sejarah Dewi Kwan Im menjadi “tuan rumah” di kelenteng kawasan Pasar Gede, Kota Solo ini. “Yang menentukan adalah pendiri kelenteng ini. Namun yang jelas, Dewi Kwan Im merupakan sosok lemah lembut, welas asih. Tidak pernah marah kepada siapa pun yang menyakitinya, sehingga mungkin harapannya agar umat bisa meneladani sosok Dewi Kwan Im,” bebernya. Di lokasi yang sama terdapat altar bagi mereka yang akan berdoa kepada Guanyin Bodisattva. Kemudian di altar nomor empat ada Thian Siang Sing Bo atau Tian Shang Sheng Mu bunda suci dari langit. Thian Siang Sing Bo juga dikenal dengan sebutan Ma Zu atau Mak Co. Adalah dewi laut, penolong para pelaut, serta pelindung di wilayah Selatan dan para imigran di Asia Tenggara. “Sebagian besar masyarakat Tionghoa menyebar lewat jalur laut. Sebelum bepergian mengarungi lautan, mereka berdoa di depan altar ini agar mendapat perlindungan,” terang Suamtri. Berikutnya altar Kong Tek Cun Ong yang merupakan dewa leluhur suku Min selatan, khususnya daerah Nan An. Sangat populer di kalangan penduduk Fujian selatan maupun perantauan dari Fujian. Ada juga altar Pauw Sing Tay Tee yang semasa hidupnya dikenal sebagai tabib sakti penolong rakyat jelata. Lahir di zaman pemerintahan Kaisar Song Dai Zong, Dinasti Song pada 979 M. Kemudian ada altar Hok Tik Cing Sien atau dewa bumi. Dewa ini dipuja oleh semua orang. Terutama pedagang dan petani agar mendapatkan rezeki yang berlimpah. “Harus berbuat kebaikan dahulu sebelum berdoa di sini,” terangnya. Di bagian belakang kelenteng terlihat sejumlah altar para suci Tri Dharma, yaitu Nabi Kong Hu Cu untuk agama Konghucu, kemudian She Cia Mo Ni Hud untuk agama Buddha, serta Thay Sang Lo Kun bagi kepercayaan Taoisme. Altar lainnya adalah untuk Dewa Kwan Sing Tee Kun atau dewa keadilan. Altar dewa ini juga ada di gedung-gedung pengadilan. Bagi para pemeluk agama Konghucu, sebelum memberi kesaksian di depan hakim, mereka akan di sumpah di depan altar Dewa Kwan Sing Tee Kun. Di Kelenteng Tien Kok Sie, altar Kwan Sing Tee Kun diapit altar Co Su Kong dan altar Fuk Lu Sho atau dewa keberuntungan. Yang terakhir, ada altar Cao Kun Kong atau dewa dapur. Bertugas mencatat amal kebaikan dan keburukan umat manusia. Lebih jauh dijelaskan Sumantri, altar-altar di Kelenteng Tien Kok Sie dibuat agar para penganutnya bisa berimajinasi bagaimana sosok dewa yang dipuja. “Kalau altar usang, ya tinggal diganti. Tapi memang ada ritual tertentu saat membersihkan. Seperti sebelum Imlek. Semua patung dewa dibersihkan dengan ritual,” ungkap dia. Apakah umat Tri Dharma memiliki altar di rumahnya? Sumantri mengatakan, ada yang punya dan ada yang tidak. Altar dewa di rumah bebas dipilih oleh pemilik rumah. “Misalnya di sini Kelenteng Tien Kok Sie yang utama Dewi Kwan Im, di rumah boleh pakai altar dewa lain. Tergantung kemantapan hati pemilik rumah,” tuturnya. atn/wa/dam Altar Fresh white flowers and a new tea lightNine cups of water, still waterSoon I'll see your faceDon't know why I ever thought you were far awayI should've known betterIf I set a flame and I call your nameI'll fix you a plate, we can go to dinnerWe can share a meal your wayAnd I'll play you the songs that you used to playSo I put you on the altar, stay just a little bit longer, woahLaid it out for ya', thought I felt you beforeNow you're closer, closer, woahSo I put you on the altar, stay just a little bit longer, woahLaid it out for ya', thought I felt you beforeNow you're closer, closer, woah, woahHoldin' on to things you told meHoldin' on to dreams you showed meHoldin' on to anything from youThat you've been leaving hereNow I believe, I swearI can smell your perfumePicking up your signal like a phone boothKeeping you alive, and I do it 'cause I want toIf I set a flame and I call your nameI'll fix you a plate, we can go to dinnerWe can share a meal your wayAnd I'll play you the songs that you used to playSo I put you on the altar, stay just a little bit longer, woahLaid it out for ya', thought I felt you beforeNow you're closer, closer, woah Now you're closerSo I put you on the altar, stay just a little bit longer, woahLaid it out for ya', thought I felt you beforeNow you're closer, closer, woah, woah Closer Altar Flores brancas frescas e uma nova lâmpada de cháNove copos de água, água paradaLogo verei seu rostoNão sei porque pensei que você estava longeEu deveria te conhecer melhorSe eu acender uma chama e chamar o seu nomeEu vou te preparar um prato, podemos ir jantarPodemos compartilhar uma refeição do seu jeitoE vou tocar para você as músicas que você costumava tocarEntão eu coloquei você no altar, fique só mais um pouquinho, uauExpulso para você ', pensei ter sentido você antesAgora você está mais perto, mais perto, uauEntão eu coloquei você no altar, fique só mais um pouquinho, uauExpulso para você, pensei ter sentido você antesAgora você está mais perto, mais perto, woah, woahApegando-se às coisas que você me disseApegando-se aos sonhos que você me mostrouEsperando por qualquer coisa de vocêQue você tem saído daquiAgora eu acredito, eu juroEu posso sentir o cheiro do seu perfumePegando seu sinal como uma cabine telefônicaTe manter vivo, e faço isso porque queroSe eu acender uma chama e chamar o seu nomeEu vou te preparar um prato, podemos ir jantarPodemos compartilhar uma refeição do seu jeitoE vou tocar para você as músicas que você costumava tocarEntão eu coloquei você no altar, fique só mais um pouquinho, uauExpulso para você ', pensei ter sentido você antesAgora você está mais perto, mais perto, uau agora você está mais pertoEntão eu coloquei você no altar, fique só mais um pouquinho, uauExpulso para você, pensei ter sentido você antesAgora você está mais perto, mais perto, woah, woah mais perto ALTAR SEMBAHYANG UNTUK DEWI KWAN IM PADA RUMAH MASYARAKAT TIONGHOA BUDDHA DI MEDAN KAJIAN TERHADAP ARTEFAK, KEGIATAN, DAN GAGASAN - PDF Download Gratis Altar Sembahyang Untuk Dewi Kwan Im Pada Rumah Masyarakat Tionghoa Buddha Di Medan Kajian Terhadap Artefak, Kegiatan, Dan Gagasan Chapter III VI Sembahyang Dewi Kwan Im Di Rumah Jual Meja Sembahyang Motif Burung Hong Phoenix Kayu Jati IndonesiaShopee Indonesia Patung Dewi Kwan Im Berumur 100 Tahun Ini, Tiga Kali Pindah Tempat - Vihara Dewi Kwan Im Belitung Timur Waktu yang tepat untuk sembahyang akhir tahun bagi umat Khonghucu Altar Sembahyang Untuk Dewi Kwan Im Pada Rumah Masyarakat Tionghoa Buddha Di Medan Kajian Terhadap Artefak, Kegiatan, Dan Gagasan Suatu Sore di Vihara Dewi Kwan Im Belitung Timur - TᖇᗩᐯEᒪEᖇIEᑎ Umat Dewi Kwan Im Hud Cow Gelar Ritual Sembahyang Pembakaran Reflika Rumah Dan Uang Dengan Mengikuti Prokes Indonesia Berkibar News Jual Meja Sembahyang Altar Dan Meja Sembahyang Buah Kursi Rupang Lengkap di Lapak Buddha Juragan Bukalapak Makna Sebuah Altar Sembahyang Masing-masing kelenteng memiliki tuan rumah - ANTARA News Rayakan Imlek, Umat Hindu Haturkan Banten Pejati - Jual Altar Meja Sembahyang Kayu Jati dan Gapura IndonesiaShopee Indonesia Melihat Rutinitas Cuci Patung Dewa di Klenteng Dewi Kwan Im Tata Cara Menentukan Arah Altar Sembahyang Jual patung dewi Kwan Im kayu jati Jasa pembuatan patung dewa & dewi Perayaan HUT Nan Hai Kuan Yin Phu Sa Berlangsung Sangat Meriah - Harian Inhua Online Makna Memandikan Arca Dewa Menjelang Imlek Jual Meja Sembahyang Altar + Buah + Kursi + Patung + Hiolo + Pai Thien dll. IndonesiaShopee Indonesia Panduan Menyusun Altar yang Benar - YouTube Upacara Kwan Im Po Sat, Menghaturkan Doa demi Kelancaran Rezeki MalangTIMES Mengubah Nasib - Kebajikan De 德 Altar Dewi Kwan Im di rumah JUAL MEJA ALTAR Jual patung dewi kwan im / guan yin / kwan in putih 12 inch - fiber - Jakarta Utara - epatung Tokopedia Ganasnya COVID-19, Memaksa Keluarga Leonardo Sembahyang Imlek di Rumah Saja Sesaji Yang Diperlukan Dalam Sembahyang Jual ALTAR KAM RUMAH DEWI KWAN IM Jawa Tengah - HOKI JATI FURNITURE KLENTENG Indonetwork Tata Cara Sembahyang Kepada Kwan Im Sewaktu Membaca Mantra “Ko Ong Kuan Se Im Keng” - Kebajikan De 德 Altar Sembahyang Dewi Kwan Im JUAL MEJA ALTAR Jual Patung dewi kwan im kuan yin guan yin bahan resin 19 inch - Jakarta Utara - buddhist art Tokopedia Jual Patung Pajangan Dewi Kwan Im Besar IndonesiaShopee Indonesia Vihara Gayatri Berbenah Jelang Tahun Baru Imlek 2019 Halaman all - Kelenteng Hok Tik Bio Kudus Jual Kertas Sembahyang Dewi Kwan Yin 觀世音菩薩 - Jakarta Utara - Beeleven Tokopedia Ini Patung Dewi Kwan Im Sakral yang Selamat dari Kebakaran Vihara Dharma Bakti Altar Dewi Kwan Im di rumah JUAL MEJA ALTAR Altar, Dewi, Rumah Patung Dewi Kwan Im di Batu ini Sudah Berumur 100 Tahun - Jual Patung Dewi Kwan Im Gendong Anak Keramik dhammamanggala Jual Patung Dewi Kwan Im Guan Yin 12 inch fiber - Jakarta Utara - buddhist art Tokopedia Jual Kertas sembahyang dewi Kwan Im 8 Inch IndonesiaShopee Indonesia Jual Produk Kwan Im Termurah dan Terlengkap Januari 2022 Bukalapak Jual patung dewi kwan im / kwan in / guan yin berdiri - 16 inch - fiber - Jakarta Utara - epatung Tokopedia Sembahyang Dewi Kwan Im Di Rumah - Berbagai Rumah Significado de Altar substantivo masculino Antigamente, mesa para os sacrifícios ergueu um altar aos onde é celebrada a de mesa destinada aos sacrifícios em qualquer religião.[Figurado] A religião, a Igreja o trono e o altar o poder monárquico e a Igreja ou religião.Amor fortíssimo, adoração aquela mãe tinha um altar no coração do santo, venerável, digno de sacrifícios o altar da pátria.[Astronomia] Constelação do altar, a do altar, padre da religião ao altar uma pessoa, desposá-la. Definição de Altar Classe gramatical substantivo masculino Separação silábica al-tar Plural altares Frases com a palavra altar Fonte Pensador Ó Senhor Deus, lavo as mãos para mostrar que estou inocente. Com os que te adoram, ando em volta do Teu altar cantando um hino de gratidão e falando de Tuas obras maravilhosas. - Salmo 267 - Textos bíblicos ao te adorar não sei mais se tens corpo ou altar... - Carlos Seabra Exemplos com a palavra altar Ludwig van Beethoven, compositor alemão que ocupa posição central no altar da música clássica ocidental, não foi apenas um gênio musical. Folha de 06/07/2009 Enterro o corpo do arcebispo será enterrado no altar da catedral logo após a missa das 10h deste sábado. Folha de 22/06/2012 Faça um altar Coloque uma vela, flores ou uma imagem inspiradora sobre uma mesa baixa em seu espaço sagrado. Folha de 03/07/2009 Outras informações sobre a palavra Possui 5 letras Possui a vogal a Possui as consoantes l r t A palavra escrita ao contrário ratla Rimas com altar abrandar recordar apesar derramar negar compartilhar almoçar apertar designar consertar ensinar bradar sufocar auxiliar reconsiderar sintetizar desfear colocar vislumbrar calcular alargar pomar prolongar caçar Mais Curiosidades Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia » Topik Buddhisme » Buddhisme untuk Pemula » mohon petunjuk membuata tata cara Altar Kwan Im di rumah Topic mohon petunjuk membuata tata cara Altar Kwan Im di rumah Read 43474 times 0 Members and 1 Guest are viewing this topic. halo salam kenal smuanya..., saya baru belajar menekuni agama budha, usia saya 30 thn, saya ingin menanyakan, apakah boleh saya membuat altar kwan im di rumah saya? karena pernah bertanya kepada salah satu suhu, katanya kalau masih usia 30thn blm blh, kalau tidak bisa mengurusnya akan mengalami banyak pentunjuk teman teman skalian kiranya tau informasi tentang membuat altar kwan im, lalu tata letak, posisi, lalu apa saja syarat - syarat nya agar tidak salah dan sembarangan. apakah boleh pada 1 altar terdapat patung kwan im dan patung budha atau patung dewa lainnya? adakah hari yang tepat atau pembacaan doa, atau lain - lainya? terima kasih. Logged ada rupang Buddha Gotamadalam Buddha Dhamma tidak ada hari/waktu yang buruk, semua hari pasti baik tergantung kita mau jadikan hari baik atau hari buruk. Logged Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH. teman - teman ada yang tahu bagaimana membuat altar dan posisinya? saya takut salah, jadi minta inputan dari teman - teman tata letak kalau boleh image gambar altarnya. apakah boleh di lantai 2, sebelah pintu keluar menghadap view keluar? maaf kalau saya kurang tahu, terima kasih. Logged Pada dasarnya terserah keyakinan masing-masing, namun kalau berdasar keyakinan yang benar pada Triratna, maka dapat disusun rupang Buddha dan Bodhisattva sesuai dengan kualitas dewa-dewa juga gak masalah asal anda tahu benar apakah dewa tersebut berlindung pada Triratna atau tidak, kalau mislanya anda naruh rupang Caishen Ye atau Taishang Laojun yang agama Tao tentu ini tidak mau naruh rupang Buddha dan Avalokitesvara Guan Yin sebaiknya rupang Sakyamuni Buddha di tengah dan diapit rupang Avalokitesvara dan satu lagi Bodhisattva. Kalau misalnya anda cuma punya 2 rupang saja, Buddha dan Guan Yin, maka tempatkan sama-sama di tengah dengan Sakyamuni Buddha di belakangnya dan posisinya lebih tinggi dari Guan pasti letakkan posisi Sakyamuni Buddha di posisi yang teragung, berikutnya para Bodhisattva dan berikutnya lagi baru para dewa Pelindung Dharma. The Siddha Wanderer Logged Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self ??. This is the soul of my practice. klo mau pasang rupang di altar, pasang aja jgn ragu, krn yg terpenting adalah keyakinan n kondisi bathin, bkn pd tata letak rupang... krn rupang berfungsi sebagai objek penghormatan kita, dimana kegiatan spiritual ala buddhism... seperti kata bro adi lim, setiap hari dan setiap waktu adalah hari dan waktu yg baik, jd kpn saja kita bole memasang nya sih kita orang asia lebih cendrung berasumsi, hal ini kan hal yg sakral, klo salah letak 1 cm aja, pasti memberikan efek negatif ke kita, misalkan kecelakaan/usaha sepi dan lainnya, padahal kejadian yg tidak baik tersebut muncul bkn krn tata letak rupang tp dr diri sendiri kamma... krn orang yg memasang rupang yg super tepat sesuai arah suhu terhebat dan orang yg tidak memasang rupang sekali pun jg akan mengalami kejadian buruk yg sama, kecelakaan/usaha sepi dan lainnya... Logged klo mau pasang rupang di altar, pasang aja jgn ragu, krn yg terpenting adalah keyakinan n kondisi bathin, bkn pd tata letak rupang... krn rupang berfungsi sebagai objek penghormatan kita, dimana kegiatan spiritual ala buddhism... seperti kata bro adi lim, setiap hari dan setiap waktu adalah hari dan waktu yg baik, jd kpn saja kita bole memasang nya sih kita orang asia lebih cendrung berasumsi, hal ini kan hal yg sakral, klo salah letak 1 cm aja, pasti memberikan efek negatif ke kita, misalkan kecelakaan/usaha sepi dan lainnya, padahal kejadian yg tidak baik tersebut muncul bkn krn tata letak rupang tp dr diri sendiri kamma... krn orang yg memasang rupang yg super tepat sesuai arah suhu terhebat dan orang yg tidak memasang rupang sekali pun jg akan mengalami kejadian buruk yg sama, kecelakaan/usaha sepi dan lainnya...tapi kalau memang ada yang bener2 ahli dan bisa membuat keberuntungan kita lebih baik bukannya lebih bagus? Logged Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain halo salam kenal smuanya..., saya baru belajar menekuni agama budha, usia saya 30 thn, saya ingin menanyakan, apakah boleh saya membuat altar kwan im di rumah saya? karena pernah bertanya kepada salah satu suhu, katanya kalau masih usia 30thn blm blh, kalau tidak bisa mengurusnya akan mengalami banyak pentunjuk teman teman skalian kiranya tau informasi tentang membuat altar kwan im, lalu tata letak, posisi, lalu apa saja syarat - syarat nya agar tidak salah dan sembarangan. apakah boleh pada 1 altar terdapat patung kwan im dan patung budha atau patung dewa lainnya? adakah hari yang tepat atau pembacaan doa, atau lain - lainya? terima kenal. Sekiranya patokan umur memang tidak menjadi masalah dalam hal pengurusan altar. Saya banyak mengenal orang-orang yang mengurus altar di bawah umur tersebut dan mereka tidak mengalami masalah karenanya. Jangan Tanya Kalau Masalah Kehidupan! anda hidup di dunia maka pasti ada masalahnya p Semakin lama anda hidup, anda pun akan menemui banyak masalah. Itulah resiko kehidupan ^^Barangkali, suhu tersebut memaksudkan kesiapan anda sendiri dalam mengurus altar tersebut. Mungkin anda belum siap saat ini ditinjau dari kesibukan anda dan dikhawatirkan malah tidak sempat meluang waktu mengurusnya?atau mungkin anda hanya bersemangat dalam mengurus saat ini saja, dan ketika anda bosan, maka anda akan berhenti mengurus altar tersebut pEntah, saya tidak tahu. Dalam pembuatan posisi dan letak altar, sebetulnya tidak ada patokan tepat dalam hal ini. Saya dan rekan2 yang saya tahu lebih banyak membuatnya berdasarkan kondisi contoh, dalam altar di rumah saya, hanya ada satu meja, satu hiolo, namun ada 5 rupang. 3 rupang dewi kwan im, 1 rupang Buddha Gautama, 1 rupang kurang tepat, IDEALNYA adalah saya menyediakan hiolo tersendiri. Namun saya belum memiliki kemampuan untuk melakukan hal tersebut karena kterbatasan ruang pNamun, ada hal yang perlu diingat dalam pengurusan altar, terlebih penggabungan altar seperti itu, dari berbagai nasehat yang saya terima posisikan rupang Buddha tidak di bawah dewi Kwan simpel saja, karena Dewi Kwan Im pun menghormat kepada Buddha.^^ Logged Pada dasarnya terserah keyakinan masing-masing, namun kalau berdasar keyakinan yang benar pada Triratna, maka dapat disusun rupang Buddha dan Bodhisattva sesuai dengan kualitas dewa-dewa juga gak masalah asal anda tahu benar apakah dewa tersebut berlindung pada Triratna atau tidak, kalau mislanya anda naruh rupang Caishen Ye atau Taishang Laojun yang agama Tao tentu ini tidak mau naruh rupang Buddha dan Avalokitesvara Guan Yin sebaiknya rupang Sakyamuni Buddha di tengah dan diapit rupang Avalokitesvara dan satu lagi Bodhisattva. Kalau misalnya anda cuma punya 2 rupang saja, Buddha dan Guan Yin, maka tempatkan sama-sama di tengah dengan Sakyamuni Buddha di belakangnya dan posisinya lebih tinggi dari Guan pasti letakkan posisi Sakyamuni Buddha di posisi yang teragung, berikutnya para Bodhisattva dan berikutnya lagi baru para dewa Pelindung Dharma. The Siddha WandererSalam kenal. Sekiranya patokan umur memang tidak menjadi masalah dalam hal pengurusan altar. Saya banyak mengenal orang-orang yang mengurus altar di bawah umur tersebut dan mereka tidak mengalami masalah karenanya. Jangan Tanya Kalau Masalah Kehidupan! anda hidup di dunia maka pasti ada masalahnya p Semakin lama anda hidup, anda pun akan menemui banyak masalah. Itulah resiko kehidupan ^^Barangkali, suhu tersebut memaksudkan kesiapan anda sendiri dalam mengurus altar tersebut. Mungkin anda belum siap saat ini ditinjau dari kesibukan anda dan dikhawatirkan malah tidak sempat meluang waktu mengurusnya?atau mungkin anda hanya bersemangat dalam mengurus saat ini saja, dan ketika anda bosan, maka anda akan berhenti mengurus altar tersebut pEntah, saya tidak tahu. Dalam pembuatan posisi dan letak altar, sebetulnya tidak ada patokan tepat dalam hal ini. Saya dan rekan2 yang saya tahu lebih banyak membuatnya berdasarkan kondisi contoh, dalam altar di rumah saya, hanya ada satu meja, satu hiolo, namun ada 5 rupang. 3 rupang dewi kwan im, 1 rupang Buddha Gautama, 1 rupang kurang tepat, IDEALNYA adalah saya menyediakan hiolo tersendiri. Namun saya belum memiliki kemampuan untuk melakukan hal tersebut karena kterbatasan ruang pNamun, ada hal yang perlu diingat dalam pengurusan altar, terlebih penggabungan altar seperti itu, dari berbagai nasehat yang saya terima posisikan rupang Buddha tidak di bawah dewi Kwan simpel saja, karena Dewi Kwan Im pun menghormat kepada Buddha.^^mau tanya, kalau posisi rupang kwan im diatas buda apa yang akan terjadi?apa ada efek samping atau hanya sebatas tidak pantas dilihat? Logged Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain mau tanya, kalau posisi rupang kwan im diatas buda apa yang akan terjadi?apa ada efek samping atau hanya sebatas tidak pantas dilihat?Ada suatu waktu tidak ada efek. Namun pada waktu lain dapat memberikan efek. Logged mau tanya, kalau posisi rupang kwan im diatas buda apa yang akan terjadi?apa ada efek samping atau hanya sebatas tidak pantas dilihat?mau tanya, kalau di sekolah-sekolah dan berbagai aula kenapa foto pak presiden diletakkan berdampingan dengan foto pak wapres? kenapa nggak foto wapres diletakkan di atas foto presiden?mau tanya kalau foto married, kok org yang married berdirinya di tengah" di antara keluarga?klo anda tahu alasannya, maka anda tahu alasan knp altar pun perlu ditata sebagaimana mestinya. The Siddha Wanderer Logged Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self ??. This is the soul of my practice. mau tanya, kalau di sekolah-sekolah dan berbagai aula kenapa foto pak presiden diletakkan berdampingan dengan foto pak wapres? kenapa nggak foto wapres diletakkan di atas foto presiden?mau tanya kalau foto married, kok org yang married berdirinya di tengah" di antara keluarga?klo anda tahu alasannya, maka anda tahu alasan knp altar pun perlu ditata sebagaimana mestinya. The Siddha Wandererkalau foto wapres di simpan di atas presiden apakah ada efeknya? itu khan hanya foto, kalau misalnya ada sangsi maka ada pihak2 yang marah atau memberikan sangsi, dalam rupang ada ya yang memberi sangsi?kalau foto married, khan malah foto pengantinnya kadang di bawah foto orang yang di belakangnya, kalau ga nanti orang di belakang ga keliatan dong Logged Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain kalau foto wapres di simpan di atas presiden apakah ada efeknya? itu khan hanya foto, kalau misalnya ada sangsi maka ada pihak2 yang marah atau memberikan sangsi, dalam rupang ada ya yang memberi sangsi?kalau foto married, khan malah foto pengantinnya kadang di bawah foto orang yang di belakangnya, kalau ga nanti orang di belakang ga keliatan dong Efek yang ada lebih banyak timbul dari diri sendiri. Dalam pola pikir kebanyakan orang, ada pola pikir tingkatan. Bagi mereka tidak memahami apa yang dimaksud dengan Buddha, dan apa yang dimaksud dengan Dewi Kwan Im, mau ditaruh siapa yang di atas, atau siapa yang disamping tidak menjadi masalah. Ia hanya memandangnya sebagai seorang suci. Dalam hal ini, Sesama Makhluk ketika pemahaman baru mulai muncul, bahwasanya Dewi Kwan Im pun menghormat kepada Sang Buddha, maka bila kita menempatkan penghormatan posisi Dewi Kwan di atas posisi SammaSambuddha, maka agaknya kurang sopan. Ada istilah, yang muda menghormat pada yang tua. Demikian pula dalam tingkatan kesucian, yang lebih rendah menghormat kepada yang lebih dasar semacam itu, umumnya posisi2 setelah memahami hal tersebut, meskipun tadinya posisi hanya sembarangan saja, lalu dibiarkan saja tidak menjadi masalah, kalau hal ini tidak menjadi permasalahan bagi pikiran anda. Saya tidak pernah mendengar adanya Masalah yang timbul karena hal ini. Namun saya sering mendengar kekhawatiran yang timbul karena hal kita mudah sekali mengagungkan, agaknya bila diarahkan dengan lebih tepat, hal ini dapat membawa keberuntungan bagi kita. Keberuntungan bahwa kita dapat mewujudkan karma baik kita dengan lebih bermakna. Logged Ada baiknya sebelum menempatkan obyek pemujaan, kita perlu mengetahui dulu seluk-beluk siapa yang diwakili oleh obyek puja tersebut dengan pengertian benar. Dengan demikian diharapkan dapat membawa manfaat bagi kita. Alangkah lucunya jika suatu saat ada tamu berkunjung ke rumah kita dan mempertanyakan obyek pemujaan yang ada di rumah kita namun kita tidak bisa menjelaskannya dengan ini siapa?Tuan rumah Dewi Kwan Im -> duh!Tamu; Apa hubungannya dengan Buddha?Tuan Rumah tidak tahu…-> parah!Dan tidak menutup kemungkinan ketika kita telah mengetahui seluk-beluk dari siapa yang diwakilkan oleh obyek puja tersebut, kita justru merasa tidak perlu lagi menggunakan obyek perwakilan tersebut saat memuja siapa yang diwakilkannya tersebut. Logged GKBU suvatthi hotu- finire - objek pemujaan itu fungsinya untuk apa ya? Logged Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain saya ingin membuat altar, dimana 1 patung budha posisi diatas atau di lebih dalam, 1 patung kwan im di sebelah kanan, kalau 1 lagi apa yah untuk di posisi kiri?, apakah boleh jika patung ma co po? lalu apakah boleh pada patung budha dibawah nya di taruh kim cua kertas sembhayang karena biasanya yang saya lihat di rumah teman ditaruh kim cua.Posisi altar dekat atas tangga, ada jalan di tengah menuju pintu keluar, depan altar berhadapan dengan tembok kamar saya. apakah boleh posisi seperti itu? jadi posisi altar di samping jalan menuju pintu keluar, dan ketika pintu keluar dibuka terlihat altarnya. teman - teman tolong kasih inputannya yah, terima kasih. Logged Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia » Topik Buddhisme » Buddhisme untuk Pemula » mohon petunjuk membuata tata cara Altar Kwan Im di rumah ALTAR SEMBAHYANG UNTUK DEWI KWAN IM PADA RUMAH MASYARAKAT TIONGHOA BUDDHA DI MEDAN KAJIAN TERHADAP ARTEFAK, KEGIATAN, DAN GAGASAN gu 棉兰华人崇拜观音像的由来与意义 Mián lán huárén chóngbài ānyīn xiàng de yóulái yǔ yìyì SKRIPSI OLEH KARINA BR SEMBIRING 130710099 PROGRAM STUDI SASTRA CINA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017 Universitas Sumatera Utara ABSTRACT The title of this paper is “Altar Sembahyang Untuk Dewi Kwan Im Pada Rumah Masyarakat Tionghoa Buddha Di Medan Kajian Terhadap Artefak, Kegiatan, Dan Gagasan”.The purpose of this research is to describe the artifacts, activities and ideas on the worship altar of the goddess Kwan Im at Medan Chinese Buddhist society methods to gathering the data do in field works, and then applied in interview, observation, recording the activities at worship altar, observe as participant observer, and library author uses the theory of Barthes’s semiotic theory to describe ideas of worship altar of the goddess Kwan im atMedan Chinese Buddhist society home, and theory three shape of culture by Hoenigman to describe the artifacts, activities and ideas on the worship altar of the goddess Kwan Im at Medan Chinese Buddhist society home. In the altar Dewi Kwan Im contained artifacts such as statues sculptures Buddha as a symbol of Buddhahood and respect the noble values of the Buddha, lamps and oil as symbolic of wisdom and compassion, water as a symbol of pure and clean, incense symbolizes the act purify the mind, music that contains mantra da bei cou, fruits symbolize the fruits of act or success for the efforts that have been implemented, fresh fruit laid out are apples, oranges, pineapple, flowers are used to express a feeling grateful to the Buddha, fresh flowers were laid is chrysanthemums, lilies, orchids, narcissist, and a bamboo the altar Dewi Kwan Im also conducted prayers, prayers when move from house to new house, clean the altar and statues using flower waterIn ideas, Chinese society who embraced Mahayana Buddhist usually put altar prayer of goddess Kwan Im at home as a means of worship and ask for safety and health. Key words worship altar, artefacts, activities, ideas Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Judul skripsi ini adalah “Altar Sembahyang Untuk Dewi Kwan Im Pada Rumah Masyarakat Tionghoa Buddha Di Medan Kajian Terhadap Artefak, Kegiatan, Dan Gagasan”.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan artefak, kegiatan dan gagasan pada altar sembahyang dewi Kwan Im pada rumah masyarakat Tionghoa Buddha di pengumpulan data dilakukan melalui studi lapangan berupa wawancara, observasi, perekaman kegiatan pada altar, dan pengamatan terlibat participant observer, dan studi kepustakaan. Penulis menggunakan teori semiotik Barthes untuk mendeskripsikan gagasan masyarakat Tionghoa Buddha di Medan pada altar sembahyang Dewi Kwan Im, dan teori tiga 3 wujud budaya Honigmann untuk mendeskripsikan artefak, kegiatan dan gagasan masyarakat Tionghoa Buddha di Medan. Dalam altar Dewi Kwan Im terdapat artefak berupa rupang patung Buddha sebagai lambang kebuddhaan dan menghormati nilai-nilai luhur sang Buddha, lampu dan minyaksebagai simbolik kebijaksanaan dan belas kasih, air sebagai simbol suci dan bersih, dupa yang dibakar melambangkan perbuatan menyucikan pikiran, musik yang berisikan mantra da bei cou, buah-buahan melambangkan buah dari perbuatan atau keberhasilan atas segala usaha yang telah dilaksanakan, buah segar yang diletakkan seperti apel, jeruk, nanas, bunga digunakan untuk menyatakan perasaan berterima kasih kepada Buddha , bunga segar yang diletakkan seperti krisan, bunga bakung, anggrek, narsisis, dan tangkai bambu. Pada altar Dewi Kwan Im juga dilakukan kegiatan sembahyang, sembahyang ketika pindah rumah, dan pemandian altar dan rupang menggunakan air gagasan masyarakat Tionghoa Buddha yang menganut aliran Mahayana biasanya meletakkan altar sembahyang Dewi Kwan im pada rumah sebagai sarana ibadah dan meminta keselamatan dan kesehatan pada Dewi Kwan Im. Kata kunci altar sembahyang, artefak, kegiatan, gagasan Universitas Sumatera Utara KATA PENGANTAR Pertama sekali penulis mengucap syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya penulisan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Altar Sembahyang Untuk Dewi Kwan Im Pada Rumah Masyarakat Tionghoa Buddha Di Medan Kajian Terhadap Artefak, Kegiatan, Dan Gagasan”.Skripsi ini diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar S-1 pada program studi Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Dalam penulisan skripsi ini penulis menghadapi banyak rintangan dan hambatan, Namun berkat bimbingan dan arahan dari seluruh pihak, kesulitan yang ada dapat diatasi dan skripsi inipun dapat diselesaikan. Oleh karena itu dengan penuh keikhlasan hati penulis mengucapkan terima kasih terutama kepada 1. Bapak Dr. Budi Agustono, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya dan pembantu Dekan PUDEK I, II, III, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Mhd. Pujiono, selaku ketua Program Studi Sastra China Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. 3. Ibu Niza Ayuningtias, MTCSOL selaku sekretaris Program Studi Sastra China Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. 4. Bapak Drs. Muhammad Takari, selaku dosen pembimbing I, yang telah dengan sabar membimbing, memeriksa, memberi masukan dan memeriksa lembar demi lembar skrispi ini. Universitas Sumatera Utara 5. Ibu Niza Ayuningtias, MTCSOL selaku dosen pembimbing II, yang telah banyak menyediakan waktu untuk membimbing saya dalam menulis skripsi ini ke dalam bahasa mandarin. 6. Bapak/Ibu Dosen Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah bersusah payah memberikan ilmu yang dimiliki kepada penulis selaku mahasiswi Satra Cina S1 selama masa perkuliahan. 7. Para informan yang telah bersedia memberikan informasi tentang altar sembahyang Dewi Kwan Im. 8. Teristimewa penulis ucapkan untuk kedua orang tua saya, yaitu Mama Alm. Srita BR. Tarigan dan bapak Drs. Sinar Sembiring yang telah memberikan banyak dukungan kepada saya, baik dukungan moral, kasih sayang, doa dan bentuk materiil. 9. Kepada abang saya Santana Sembiring, kakak saya Everiyani Sembiring, terimakasih telah banyak memberikan dukungan dan semangat kepada saya. 10. Kepada mama Kumalo Tarigan terima kasih selalu membantu saya dan memberikan banyak masukan dalam menyelesaikan skrispi ini. 11. Kepada sahabat-sahabat saya Lidya Gidon, Iin Chintiya, Kristina 赖蒂 娜, Francisca Fortunata, Iwan Leonardo, Hermini, Merry Natal, Masita Lubis, Kevin, Dien, Amry, Tri, Eva silalahi, Lilis, Angia Jelita, Ervy Cinthia, terima kasih telah selalu memberikan saran dan semangat kepada saya. Universitas Sumatera Utara 12. Teman-teman Mahasiswa Program Studi Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Stambuk 2013, yang menjadi rekan dan sahabatku selama menempuh pendidikan di Sastra Cina. 13. Adik-adik Sastra Cina angkatan 2014 yang selalu menanyakan kabar skripsi ini, selalu memberikan semangat kepada saya, agar tetap semangat belajar dan bisa cepat menyelesaikan studi Sastra Cina ini., terima kasih untuk semuanya. Akhirnya kepada Tuhan Yang Maha Esa jugalah penulis mengucapkan puji dan syukur, semoga kita semua yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini senantiasa mendapat berkat-Nya. Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi nusa dan bangsa dan juga bermanfaat bagi pembaca, terutama bagi penulis sendiri di masa sekarang dan yang akan datang. Medan, April 2017 Penulis Karina BR. Sembiring Universitas Sumatera Utara DAFTAR ISI ABSTRACT…………………………………………………………………....i KATA PENGANTAR………………………………………………………..iii DAFTAR ISI……………………………………………………………….....vi DAFTAR GAMBAR………………………………………………………...vii DAFTAR TABEL…………………………………………………………..viii BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang………………………………………………….....1 Batasan Masalah………………………………………………….6 Rumusan Masalah…………………………………………………6 Tujuan Penelitian………………………………………………….6 Manfaat Penelitian…………………………………………………7 Manfaat Teoritis…………………………………………7 Manfaat Praktis………………………………………….7 BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI Kajian Pustaka…………………………………………………….9 Konsep……………………………………………………………10 Kebudayaan…………………………………………………….11 Artefak………………………………………………...12 Kegiatan………………………………………………12 Gagasan……………………………………………….13 Altar………………………………………………………........13 Sembahyang……………………………………………………16 Dewi Kwan Im…………………………………………………17 Masyarakat Tionghoa……………………………………..........18 Agama Buddha…………………………………………………20 Landasan Teori…………………………………………………...21 Teori Semiotik…………………………………………22 Teori Tiga Wujud Kebudayaan………………...………23 BAB III. METODE PENELITIAN Metode Penelitian………………………………………………..25 Lokasi Penelitian…………………………………………………26 Data dan Sumber Data……………………………………………27 Teknik pengumpulan data………………………………………..27 Studi Kepustakaan……………………………………...28 Observasi……………………………………………….28 Wawancara……………………………………………..29 Teknik Analisis Data…………………………………...………...29 Universitas Sumatera Utara BAB IV. GAMBARAN UMUM SISTEM RELEGI MASYARAKAT TIONGHOAMEDAN Macam-macam Sistem Relegi Masyarakat Tionghoa……………..31 Taoisme…………………………………………………35 Buddha…………………………………………………..36 Altar Sembahyang………………………………………………….39 Persyaratan Dasar Penempatan Altar Buddha…………..39 Mengundang Kehadiran Guan Shi Yin Pu Sa…………..41 Penempatan Altar Sembahyang Ketika Pindah Rumah…42 Gambaran Umum Kota Medan dan Masyarakatnya……………….43 BAB V. ARTEFAK, KEGIATAN DAN GAGASAN Artefak……………………………………………………………..48 Rupang patung………………………………………...48 Lampu…………………………………………………...50 Minyak…………………………………………………..53 Air……………………………………………………….54 Dupa…………………………………………………….56 Musik……………………………………………………58 Buah-buahan…………………………………………….61 Bunga Segar…………………………………………….64 Kegiatan……………………………………………………………..65 Sembahyang…………………………………………….66 Sembahyang Saat Menjalankan Tugas di Luar Kota……70 Pemandian Altar dan Rupang Patung…………………71 Gagasan……………………………………………………………...74 Aliran Mahayana………………………………………..75 Pokok-pokok Ajaran Mahayana………………………76 Konsepsi Ketuhanan Dalam Mahayana……………….77 BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpualan………………………………………………………..80 Saran………………………………………………………………..81 DAFTARPUSTAKA…………………………………………...…………...82 LAMPIRAN……………...…………………………………………………… Universitas Sumatera Utara DAFTAR GAMBAR Altar Sembahyang Dewi Kwan Im………………………………...15 Gambar. 2 Altar Sembahyang Dewi Kwan Im………………………………..15 Gambar. 3 Altar Sembahyang Dewi Kwan Im………………………………..16 Gambar. Rupang Dewi Kwan Im……………………………………….49 Gambar. Dewi Kwan Im………………………………………..49 Gambar. Altar Sembahyang Dewi Kwan Im……………………………51 Gambar. Lampu…………………………………………………………51 Gambar. Minyak………………………………………………………...53 Gambar. Air………………………………………………………..........54 Gambar. Dupa……………………………………………………….......56 Gambar. Altar Sembahyang Dewi Kwan Im……………………………62 Gambar. Gambar. Buah-buahan dan Makanan…………………………………...63 Gambar. Bunga Segar…………………………………………………..64 Gambar. Sembahyang…………………………………………………..70 Gambar. Pembersihan Altar dan Rupang……………………………….72 Gambar. Pembersihan Altar dan Rupang……………………………….73 Gambar. Pembersihan Altar dan Rupang……………………………….74 Universitas Sumatera Utara DAFTAR TABEL Tabel Perbandingan Suku Bangsa di Kota Medan………………………..44 Tabel Agama Buddha Mahayana……………………………………..79 Universitas Sumatera Utara

altar dewi kwan im di rumah